Kamis, 31 Desember 2015

2016, BE OUR BETTER YEAR

Hallo semua~!

Nggak kerasa 2015 tinggal hitungan jam, ya. Semuanya kayak berlalu begitu aja. Cepat banget.

Banyak hal yang udah aku rasain dan alami di 2015 ini. Pahit-manisnya jatuh cinta, pertemanan, persahabatan, kegilaan, sakit hati, kecewa, bingung, optimis, pesimis semuanya ada di tahun ini. Tahun 2015 ini bener-bener gila. Di sini aku bener-bener ngerasa “hidup”.

Dan terlepas dari pro kontra perayaan tahun baru, aku cuma mau bilang, sejatinya tahun baru itu bukan hanya tentang pesta kembang api, tentang pesta barbeque, bakar-bakar sate ataupun jagung, bukan! Sejatinya tahun baru adalah bagaimana kita bisa berubah jadi lebih baik dari diri kita sebelumnya. Jadi lebih dewasa, berpikiran jauh lebih terbuka, lebih menghargai satu sama lain, intinya kita jauh lebih baik.

2015, selamat tinggal semua luka, sakit hati, kecewa, galau, dan segala perasaan dan pikiran buruk.
2016, mari jadi lebih baik dari diri kita yang sekarang.

Kalian tau aku tahun baruan kemana malam ini? Menikmati film Filosofi Kopi di Trans7 sambil ngopi dari dalam rumah lalu tidur dan mulai merancang diri aku yang baru untuk 2016. Aku harus berubah.

Untuk kalian yang merayakannya di luar, jaga diri baik-baik, ada tubuh yang menanti kalian agar pulang dengan selamat di rumah.

Last, happy new year everyone! May 2016 be our better year.

Tons of love,
Rahma Pebrianti ♥

Minggu, 04 Oktober 2015

KOMPILASI HATI: Titik Dua Petik Bintang

Sawadee kha! Aku bawa sesuatu yang baru nih, buat pengisi di page Kompilasi Hati. Ini cuma fiksi koookkkk tenang ajaa :)) Anyway, ini juga aku post di akun Wattpad aku. Buat yang mau tau unamenya bisa dilihat di page Find Me ya~! Yang mau kasih kritik, saran, dipersilahkan. Enjoy~!

Cover sederhana. Maafkaannn.

“Malam ini aku terjaga, teringat lagi tentang pertemuan kita yang pertama. Serta cerita-cerita panjang yang mengalir mengikutinya.

Perkenalan pertama…

Tak ada yang istimewa di antara kita. Kamu yang kulihat hanyalah sesosok biasa tanpa ada yang istimewa. Kamu tak tampan rupawan, apalagi menawan. Yang aku ingat kamu hanyalah sosok jangkung dengan bibir yang selalu melengkung, menyemburatkan seutas senyum.

Tiba saatnya kamu tampil istimewa…

Kamu seperti ditakdirkan menjadi seorang bintang, menawan setiap mata yang memandang ke arah dirimu datang. Sungguh bagiku kamu tetap bukan sosok yang menawan, tapi sedikit banyak aku tau bahwa kamu menyenangkan.

Entah kapan kedekatan ini berjalan…

Waktu telah berhasil memanipulasi dirinya sendiri, membuat semua berjalan tanpa disadari. Entah ini takdir Tuhan atau bukan, yang jelas tanpa disadari kita telah berubah menjadi teman. Kedekatan yang tak pernah direncanakan. Pembicaraan yang tak pernah sebelumnya dilontarkan. Takdir Tuhan selalu mengalun indah, kan?

Sampai muncul rasa yang ganjil…

Rasa yang tak pernah kuduga akan tiba. Yang tidak pernah ku rencanakan untuk datang. Rasa yang tiba-tiba menikam relung hati paling dalam.

Pahit dan manisnya jatuh cinta pun terasa…

Kamu secara ajaibnya telah mengubah seluruh hidupku. Kamu telah menyentuh palung hati paling tak terjamah yang aku miliki. Kamu menjadikan palung yang gelap menjadi penuh gemerlap. Kamu adalah anugerah terindah yang Tuhan pernah tunjukkan padaku.

Denganmu, waktu yang aku lalui terasa sedang dimanipulasi. Siangku jadi lebih cepat dan malamku jadi lebih lambat. Padahal di saat malam, rinduku yang tertawan tak lagi tergenggam. Dia tumpah ruah ke segala sudut hati paling tak terisi. Waktuku terasa lebih cepat saat bersamamu, kamu selalu mampu membuat suasana hangat seakan memelukku.

Denganmu, hatiku tak lagi hanya tentang lara, tapi juga tentang bahagia, duka, sakit dan kecewa.

Denganmu langit tak lagi kelabu, tapi juga jingga, fuchsia, biru, bahkan warna paling tak bernama.

Sakit hati tersakit dari ketidaksakitan yang paling tak terucapkan sakit…

Bukan salahmu jika aku jatuh, sakit, lalu terluka karena mencintamu. Kamu tak pernah tau, dan aku pun tak pernah mengharapkan kamu untuk tau. Dari segala ketidaktahuanmu akan sesuatu, rasa ini lah yang paling aku tidak ingin untuk kamu ketahui.

Tak apa. Ini semua bukan salahmu.

Bukanlah salahmu jika kamu tak pernah tau bahwa aku mencintaimu. Bukan salahmu juga jika kau kemudian memutuskan untuk mencintai hati yang berbeda. Hati yang pasti bukanlah aku.
Biarlah aku jatuh, sakit dan terluka meski sendiri, walau berkawankan sepi. Tak ada obat yang mampu mengobati sepi yang terisi di sini. Tak ada jamu yang mampu memberikan tenaga untuk hati yang mengaduh lesu.

Jadi tak usah kamu berusaha menawarkan obat penawarnya, karena tak ada.

Tak ada, selain kamu…

Senyummu sedikit banyak mampu mengubah hariku. Senyummu mampu mengobati luka yang menganga di dalam rongga dada. Kamu mungkin tak sadar, tapi senyummu mampu membuat hatiku hangat. Ada tentram yang tertanam. Ada sejuk yang tertusuk. Di sana, di sudut hati paling tak terjejak.

Saatnya pindah…

Terlalu berlarut-larut aku bertutur tentangmu. Terlalu bertele-tele aku mendongengkan namamu. Terlalu lama hatiku diselimuti namamu, pun terlalu lama hariku bertitahkan tentang kamu.
Tapi apa? Jangankan untuk menoleh, melirik saja kamu tak bersedia. Hatimu sudah dipenuhi namanya, seperti aku yang dipenuhi namamu. Dan harimu sudah diwarnai oleh dia, selayaknya aku yang diwarnai olehmu.

Tak apa. Ini semua bukan salahmu. Bukannya aku sudah berkata bahwa biarlah aku jatuh, sakit dan terluka meski sendiri, walau berkawankan sepi.

Sekarang saat kamu masih saja enggan menoleh ke arah yang lain selain dia, biarkan aku hijrah. Aku akan pindah.

Tak perlu berbasa-basi dan bertanya aku mau kemana, karena kamu pun tak akan mau menyusul dan melangkah bersama.

Aku kuat, tenang saja. Kakiku masih dua dan gagah untuk berdiri di atas sakitnya luka yang terpaku. Tanganku masih dua dan kuat untuk menjabat tanganmu dan berucap dengan senyum paling palsu, semoga kau bahagia dengannya.

Dan akan aku ucapkan itu bersama kepedihan dan kesakitan paling tak terlihat yang mengekoriku di belakang. Menuntut hatiku untuk lemah dan menuntut mataku untuk mengucurkan air mata.

Tapi tenang saja, aku tak akan kalah. Padamu akan kutunjukkan bahwa aku lebih kuat dari yang pernah kamu duga.

Sekali lagi, semoga berbahagia dengannya.

Titik dua petik bintang dariku,

Sang pengagum rahasiamu, hati yang tak pernah sempat memilikimu.

Selesai. Ferry selesai membaca surat yang diterimanya dari Ratna. Sejujurnya dia amat terkejut, tak pernah menduga bahwa teman yang bahkan terlalu dekat pun tidak, ternyata mempunyai rasa padanya.

“Ini jujur? Maksud aku, kamu beneran serius pernah segini jatuhnya sama aku?” tanyanya mencoba mengorek kepastian dari seseorang di hadapannya.

“Hmm..” Ratna bergumam dengan nada berat. Tenggorokannya seakan tercekat.

“Tapi kamu kan tau sendiri aku sudah punya pacar, Na.” Ferry berujar selembut mungkin. “Aku nggak bisa.”

“Nggak apa-apa kok Fer, di situ kan udah aku bilang ini semua bukan salah kamu. Aku yang nanam rasa ini dengan sengaja, jadi aku juga yang harus nanggung rasa sakitnya sendiri.” Ratna diam sejenak, terasa berat mengungkapkan semuanya begini.
Ratna  mengulurkan tangannya dan disambut oleh Ferry. Mereka berjabat dalam rasa canggung yang menjerat.

“Semoga kamu bahagia ya dengannya. Dia memang gadis yang jauh lebih baik jika kamu bandingkan dengan aku.” Air mata Ratna mengalir pelan namun dihapusnya, berusaha sekuat mungkin untuk tidak menunjukkan kelemahannya.

“Mulai sekarang, aku bisa tenang. Aku sudah ngungkapin semuanya dengan kamu. Aku harap kita bisa tetap berteman tanpa ada rasa canggung sedikitpun.” Dilepasnya tangan Ferry lalu berbalik dan pergi meninggalkan Ferry yang masih memegang surat dari Ratna.

“Ratna!” panggil Ferry, menghentikan langkah Ratna untuk sejenak. “Kamu gadis dan teman yang baik. Aku yakin kamu bisa dapetin yang lebih baik dari aku, Na.”

Ratna hanya mengangguk tanpa menoleh. Membiarkan air mata jatuh tertutupi punggungnya. ‘Yang lebih baik dari kamu mungkin banyak, tapi kamu cuma satu,’ batinnya.

TAMAT

Kamis, 01 Oktober 2015

Indonesia Pengekspor Asap

Hai~ Apa kabar kalian di sana?
Masih bersama aku di sini ditemani kabut asap yang masih menyelimuti~

Serius deh, kabut asap di Palembang nih kayaknya makin parah deh.
Ini foto yang aku ambil tanggal 29 September kemarin. Iseng, lagi nunggu bis kan lagi mau berangkat prakerin. Kalo lihat pake mata kepala langsung, parah kabutnya parah! Napas juga susah!






Dan ini foto yang aku ambil hari ini. Serius ini kabut asap makin parah aja. Dari foto ini kalian bisa lihat di ujung jalan dari foto yang aku ambil, itu biasanya bis kota dateng udah kelihatan dari jarak segitu. Hari ini gak kelihatan sama sekali. Sama kayak jodoh, gak kelihatan sama sekali. Aih perih~

Kalimantan, khususnya Palangkaraya, aku baru aja nonton di Hitam Putih kabarnya di sana udah parah banget. Kadar polusi atau kadar karbondioksidanya gitu (gak tau juga sih) udah sampe seribu lebih, padahal normalnya kurang dari 300. Gila gak?
Disini kurang tau sih belum ngecek. Nanti dicari lagi infonya ;)
Dan hari ini kan aku udah mulai sekolah lagi ya, prakerin udah selesai soalnya. Nanti deh aku ceritain soal prakerin. Tadi juga upacara memperingati hari kesaktian pancasila. Bisa ditebak deh kita upacara di tengah kabut asap itu gimana rasanya. Padahal jam masuk sekolah udah dimundurin jadi jam 8 pagi yang awalnya jam 06.45 tapi kabut asap masih aja tebel.

Buat kalian yang mungkin belum tau apa penyebab dan dampak apa yang dihasilkan oleh bencana kabut asap ini, kalian beruntung karena aku bakal bahas hal itu di sini. Langsung aja yaa~

Penyebabnya yang pasti adalah kebakaran hutan. Sumatera dan Kalimantan kan lumayan lah ya hutannya masih agak banyak. Pembangunan juga cepat. Jadi wajar kalo para pengusaha dan orang-orang hebat di sana tertarik buat membuka lahan baru yang bisa menghasilkan uang di dua pulau ini. Tapi kebakaran hutan juga bisa karena musim kemarau. Tapi helloooo ya kali sampe berbulan-bulan gini? Sampe asapnya bisa diekspor?

Lahan gambut, yang dibakar ini, sangat ekonomis dan menguntungkan. Jadi wajar lah ya kalo mereka nafsu banget bakarnya. Sayangnya hati nurani mereka yang ngebakar hutan ini kalah oleh nafsu. Gak mau kalah sama hewan kali ya, hewan kan cuma punya nafsu dan insting, gak main hati nurani. Ups. Hahaha :)))

Ditambah lagi dengan hujan yang gak kunjung turun. Jadi udara makin pekat aja. Beberapa waktu yang lalu Palembang sempat diguyur hujan sih, lumayan deras walau cuma hujan buatan. Mungkin doa para SINGLE di Palembang turut mempengaruhi~
Tapi, gak ngefek. Kabut masih gini-gini aja.

Dampak yang terjadi tentu aja gak sedikit. Pertama, yang paling pasti adalah masalah kesehatan. Gangguan pernapasan atau ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), mata jadi perih, tenggorokan jadi terganggu juga. Hanya perasaanku kepadamu saja yang masih belum terganggu. Tsah~
Ngomong-ngomong kalo kalian pikir di dalam rumah aman, kalian salah. Karena di dalam rumah asap masih aja kerasa. Apalagi kalo pagi dan malam hari, kerasa banget!

Kedua, transportasi terganggu. Jarak pandang yang buruk membuat para pengendara harus hati-hati dan jangan lupa untuk nyalain lampu kendaraannya. Kalo gak dilakuin, bukan hal yang mustahil akan ada hal-hal yang tidak diinginkan. Eleh beratnya bahasa yang aku pakaaii~ oke lah ya, di darat cuma gitu aja dampaknya. Tapi di udara dan air (Palembang gak punya laut soalnya :3)? Di udara, pesawat pagi bisa aja di delay karena udara yang buruk, kan? Efeknya penumpang terbengkalai, jam penerbangan jadi kacau, hati ini juga terbengkalai dan kacau. Aihhh.
Di transportasi air juga bakalan susah. Apalagi kalo getek (perahu kecil) kan gak ada lampu, bisa bahaya kalo pagi-pagi mau nyeberang sungai musi. Efeknya kegiatan masyarakat terganggu. Yang mau sekolah, eh serius ini, ada loh yang dari Ulu sekolah ke Ilir dan setiap paginya harus nyeberang sungai musi. Buat kalian yang belum tau, apalagi kalo kalian bukan orang Palembang atau gak tinggal di Palembang, Ulu dan Ilir itu berseberangan. Mungkin diambil dari kata Hulu dan Hilir kali ya? Kalo lewat jalur darat, bisa makan waktu yang cukup lama buat nyeberang dibandingkan dengan naik getek. Bisa telat kan yang sekolahnya kayak gitu? Terganggu lagi kan?

Ketiga, kegiatan belajar mengajar terganggu. Ini sih pasti dirasain banget oleh para pelajar. Sebenernya kalo yang kelas-kelas awal kayak kelas 1 atau 2 gak akan ambil pusing kali ya, libur mah libur aja. Kalo kelas 3 kayak aku ini pastinya butuh belajar yang maksimal untuk persiapan UN, SBMPTN, SNMPTN, ujian ini ujian itu. Ditambah lagi kami ini kan anak SMK, habis magang 3 bulan, jadi harus ngejar pelajaran mati-matian. Libur, jam belajar mengajar diundur, kan jadi terganggu semua~~~

Keempat, hubungan dengan negara tetangga terganggu. Indonesia jadi punya reputasi yang buruk. Indonesia disebut sebagai pengekspor asap. Bangga? Malu coy! Disaat ada yang bisa diekspor, malah milih asap buat diekspor. Hah.

Kelima, tingkat pariwisata menurun. Iyalah, siapa coba yang tertarik datang. Emang situ mau wisata hirup asap? Yaa coba aja sih kalo mau coba, siapa tau bisa kayak di Eropa gitu kan, bisa keluar asap dari mulut~ HAHA :)))

Keenam, baju jadi bau asap! Nih ini kerasa banget nih. Kalo jemur baju di luar rumah tuh ya, pas diangkat bau asap gitu. Jadi harus dicuci ulang, make air lagi, pemborosan lagi, gak ramah lingkungan lagi~

Ketujuh, korban jiwa. Ini katanya di Palangkaraya dan Pekanbaru ada beberapa korban jiwa karena ISPA dan rata-rata korbannya itu lansia dan anak-anak. Kalo di Palembang, kayaknya belum ada beritanya tuh~ semoga gak ada korban jiwa deh. Aamiin~

Untuk kalian yang tinggal di Sumatera ataupun Kalimantan, ada beberapa tips buat kalian biar kondisi kalian tetap fit selama bencana ini.
  1.  Banyak minum air putih
  2.  Makan makanan yang bergizi
  3. Pakai masker. Masker yang paling minimal untuk dipake adalah masker N-95. Bukan masker yang ijo untuk medis itu yaa~ tapi ya masker N-95 itu kan gak murah ya. Jadi aku rasa mungkin untuk mengurangi sedikiiiittt saja efek dari kabut asap ini lumayanlah ya~
    Masker N95. Harga Rp 170.000 per 20 pcs (abis lihat di internet)
  4. Minum vitamin yang mampu menangkal radikal bebas.
  5. Di dalam rumah, coba sediain handuk yang basah, dan setengah direndam dalam air untuk mengurangi efek asap yang masuk biar gak terlalu pekat. Bisa dicoba dan diletakkan di setiap sudut rumah.


Indonesia itu indah, kalo gak ada kabut asap~ Sumber: Si Juki
Semoga kabut asap ini segera ditangani. Yang ngebakar lahan semoga segera ditangkap bersama pihak-pihak yang mendukungnya. Semoga hujan juga segera turun biar gak pekat banget rasanya. Semoga di rezim Pak Joko Widodo ini kabut asap bisa dituntaskan. Aamiin~

Malu. Aib 17 tahun. Masa iya kabutnya harus sampe ke Jakarta dulu baru mau ditangani?

Sekian, semoga bermanfaat. Terima kasih~!

Senin, 24 Agustus 2015

Talkshow Motivasi Tere Liye Meniti Jejak Sang Penandai: Cinta, Sastra, dan Karyanya

Haaiiii!!!
Hari ini aku mau cerita tentang talk show yang aku dan dua temanku (Aprilia Dwi I dan Nuria Kristi) ikuti kemarin, tanggal 23 Agustus 2015. Pembicara talk show nya, yap, bang Darwis Tere Liye.
Siapa sih bang Darwis Tere Liye itu? Orang dari negara mana sih? Bangladesh? Pakistan? Arab? Cina?
No. No. No. BIG NO! Bang Darwis Tere Liye ini, well, mari kita sebut bang Tere biar ga panjang dan ribet. Bang Tere ini orang asli Indonesia. Keturunan Sumatera Selatan, tepatnya orang Lahat. Kata bang Tere, orang Sumatera (Melayu tepatnya) itu memang punya kecerdasan verbal. Kecerdasan bercerita. Jadi ga heran kalo banyak penulis besar lahir dari pulau ini. Bangga jadi orang Sumateraaa ^^. Tapi jangan salah, orang yang dari luar Sumatera kalo tinggal di Sumatera juga bisa menular kok kecerdasan verbalnya.
Bang Tere itu penulis yang amat sangat berbakat kalo kalian tanya aku tentang siapa itu bang Tere. Bang Tere udah punya lebih kurang 22 buku yang sering mondar-mandir di rak buku BEST SELLER!
Kalian tau Hafalan Shalat Delisa? Bidadari-Bidadari Surga? Moga Bunda Disayang Allah? Naahh itu novel-novel karyanya bang Tere yang udah difilmkan.
Kalian pernah denger novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Sepotong Hati Yang Baru, Negeri Di Ujung Tanduk, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu, dan Berjuta Rasanya? Nah itu juga karyanya bang Tere.
Eits, karyanya bang Tere itu masih banyak loh… ada Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah, Sunset Bersama Rosie, Rindu, Burlian, Bumi, Negeri Para Bedebah ada juga serial Anak-anak Emak. Duh saking banyaknya, aku sampe ga hafal :’)
Pada talkshow kemarin, bang Tere kasih banyak pencerahan buat orang-orang yang semangatnya udah mulai redup kayak aku iniii… bang Tere tuh lebih kayak kasih motivasi, dan pandangan-pandangan yang objektif dan ga terkesan menggurui kalo menurut aku yaaa.
Bang Tere orangnya juga sederhana banget. Dia dateng ke talkshow cuma pake kaos, jeans, kupluk, dan sepatu kets sambil ngedukung satu ransel warna hitam yang isinya (dia bilang sih) laptop dengan sejuta novel-tak-terterbitkan.
Maafkan fotonya ga jelaass~

Pemberian cendera mataa~

Dia juga cerita dan berbagi banyak hal. Dia cerita tentang Hafalan Shalat Delisa yang ditolak berkali-kali oleh penerbit sampe akhirnya bisa keterima dan sampe jadi film juga.
Dia cerita tentang buku Rembulan Tenggelam Di Wajahmu yang awalnya ditolak eh akhirnya dikontak lagi buat diterbitin. Dia bilang, dia udah sering ngirim di penerbit Republika, eh masih ditolak. Alesannya apa? “Mas ini terlalu serius, Mas.” Gitu kurang lebih yang disampein bang Tere. Eh terus tau-tau penerbit Republik* ngontak bang Tere dan bilang mau nerbitin Rembulan Tenggelam Di Wajahmu. Waktu bang Tere tanya lagi tentang keputusan Republik* yang bilang karya bang Tere terlalu serius, Republik* bilang “Eh ga sih mas”
Eh sumpah itu kita ketawa. Yaaaa berhadapan dengan penerbit memang sesuatu yang WOW. Ada aja alesan kenapa naskah kita ga bisa diterbitin.
Salah satunya media Komp*s, ada beberapa alesan yang bang Tere sampein kemarin.. mulai dari ga relevan, ga aktual sampe yang paling akhir itu GAADA TEMPAT LAGI. Padahal tinggal nambah atau selipin satu halaman kan apa susahnya sih hahaha :D
Bang Tere juga nyampein satu petuah lama yang isinya gini:
“Waktu terbaik yang pertama untuk menanam pohon adalah 20 tahun yang lalu. Dan waktu terbaik kedua untuk menanam pohon adalah hari ini.”
Ga kok ini bukan tentang kampanye go green. Ini maksudnya adalah waktu terbaik untuk memulai sesuatu itu 20 tahun yang lalu, tapi kalo ternyata kamu baru denger nasihatnya hari ini, maka waktu terbaik untuk memulainya ya hari ini.
Ada satu hal yang ditekankan bang Tere kemarin. Menulis itu harus menyenangkan, ga boleh karena alasan-alasan kayak pengen dapet duit, pengen terkenal. Buang jauh-jauh. Ya walaupun manusiawi ya kalo kita pengen karya kita dilihat banyak orang, masuk di rak-rak buku di toko buku. Tapi jangan jadiin itu alesan utama. Menulislah karena kamu ingin.
Kamu harus punya passion untuk menulis. Jangan tertekan. Urusan dibaca orang apa ga masa bodo, urusan diterbitin atau ga masa bodo. JUST WRITE.
Bang Tere kasih satu apa yaaa… tips maybe? Cobalah untuk menulis sebanyak 1000 kata per hari selama 180 hari alias 6 bulan. Tepat di hari ke 181 kamu akan lihat bahwa sedikit demi sedikit tulisan kamu jadi lebih baik disbanding 6 bulan sebelumnya dan kamu siap melahirkan satu karya. Kalo kamu stop di tengah jalan, di hari ke 167 misalnya, kamu harus ngulang dari hari pertama.
Daaaannnn aku tertarik buat ngikutin hal itu. 1000 kata itu cuma 4 halaman. Ga susah kok. Ayo semangaaattttt!!!

Well, inti yang aku tangkep dari talkshow kemarin, gaada seorangpun penulis besar yang gapernah mengalami rejection, penolakan. Tapi mereka ga kenal kata menyerah. Coba kalo mereka nyerah apa bisa karya mereka diterbitin? Ga.
Gaada penulis yang lahir hanya dalam satu malam. Semuanya butuh proses. Mungkin ga mudah. Mungkin ga sebentar. Tapi hasil yang di dapat akan sangaaaatttt membanggakan.
Oke. Sekian. Yang bercita-cita jadi penulis, ayo raih laptop atau media apapun yang dipake buat nulis. Mulai tulis sekarang, 1000 kata per hari selama 6 bulan. Bukan hal yang sulit kokk. Tulis aja apa yang kamu suka. Menulis itu harus dari hati.

Di bawah ini ada foto-foto waktu kami ikut talkshow disambung makan ramen~ Oke ini benar-benar sekian.











Senin, 17 Agustus 2015

Happy Independence Day, Indonesia! (they said)

Haloooo!!! Haha lagi rajin posting nih sayaa ^^
Ngomong-ngomong, selamat hari kemerdekaan saudaraku setanah air~!
Gak terasa ya Indonesia sekarang umurnya sudah 70 tahun, gak nyangka aja setahun lagi udah 71 tahun :')
Ngomong-ngomong lagi nih, apa cuma saya yang mikir Indonesia belum merdeka seutuhnya?
Hmm... hmmm.. hmmm... selagi masih suasana dan aura-aura 17-an, posting saya hari ini akan membahas hal-hal yang belum merdeka di Indonesia. Selamat membaca!

1. Bidang Ekonomi

Dari segi ekonomi, Indonesia jelas belum merdeka. Indonesia masih termasuk negara berkembang yang entah kapan akan maju. Masih banyak orang yang kelaparan, kesusahan, gak punya tempat tinggal yang layak. Apalagi tau sendiri kan, sekarang ini rupiah lagi melemah. Sampai dijadiin meme juga -_- Miris! Pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih belum rata. Apalagi untuk daerah timur Indonesia dan daerah-daerah perbatasan. Masih banyak rakyat miskin. Masih banyak yang kelaparan. Masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan. Jangankan di daerah pinggiran atau daerah perbatasan, di kota besar kayak Jakarta aja masih banyak rakyat menderita padahal kan Jakarta itu ibukota, pusat pemerintahan, pula!
Cuma bisa berdoa semoga rupiah bisa menguat sedikit demi sedikit, pembangunan jadi lebih merata, dan jumlah penduduk miskin semakin berkurang. Mari aamiinkan bersama-sama! Aamiin~!

2. Pendidikan
Ini juga hal yang kayaknya agak susah buat merdeka. Pendidikan di Indonesia itu sama kayak yang di atas. Masih belum rata, kebanyakan daerah perbatasan dan daerah timur Indonesia yang pendidikannya sangat amat perlu perbaikan. Yaaa, saya sih alhamdulillah ya dari dulu bisa ngerasain rasanya sekolah dari SD sampe SMK kayak sekarang. Sekolah juga gak susah-susah sampe harus nyeberangin jurang. Tapi saya salut loh sama anak SD yang rela ngelewatin sungai dengan jembatan yang hampir putus cuma buat sekolah. Semoga kalian jadi anak yang sukses ya, Dek :')
Mereka yang harusnya patut dicontoh. Tapi mirisnya lagi, selain anak-anak SD yang ke sekolah ngelewatin sungai, sekarang banyak anak SD yang salah pergaulannya! Udah bisa pacaran, ngerokok, baju minim, udah cinta-cintaan. Duh Dek, kalian itu makan gak disuapin aja masih ngambek kok udah segitunyaaa... miris, Dek! Miris!

3. Aparat Penegak Hukum Kok Malah Ngelanggar Hukum?

Naaaahhhh~ Ini niiihhh... ada berita yang lagi heboh belakangan ini. Tau kan? Konvoi MOGE yang dikawal polisi dan ngelanggar lampu merah dan diberhentikan oleh para pesepeda. Buat yang berani ngeberhentiin para konvoi MoGe ini (lupa namanya), you da real MVP, Pak! :')
Sumpah berita ini heboh banget sampe dijadiin meme~ Kamu tau? Konvoi MoGe ini di kawal serombongan polisi, ngelanggar lampu merah, dan mirisnya lagi waktu diberhentiin oleh si pesepeda, pakpolnya berhenti di zebra cross, duh pak, nanti belajar lagi ya bedanya zebra cross sama tempat parkir :') selain itu, bapak pengemudi MoGe nya marah lagi. Haduh haduuuuhh.
Eh gak lama dari hebohnya berita ini, pihak Humas Mabes Polri ngeposting pembelaan di laman facebooknya. Katanya konvoi MoGe tuh termasuk dalam Point G (undang-undang nomor dan pasal berapa lupa) yang intinya termasuk dalam kepentingan lain yang telah mendapat persetujuan untuk dikawal. Hmm.. jadi mikir, pentingnya dia apa? buat pamer? buat nambah jumlah polusi?
Kepentingan lain yang dimaksud itu kan bisa hal-hal yang lebih rasional, kayak petugas penjinak bom, mobil jenazah atau apalah... dibandingkan hal gak penting kayak gitu, kan?
Dan jadi mikir, hanya karena mereka punya surat kuasa untuk dikawal polisi, apa mereka bisa seenaknya ngebut dan ngelanggar peraturan? Apa karena memperingati HUT RI ke-70 berarti mereka bisa bebas ngelanggar peraturan? Kita sama-sama tinggal di tanah yang sama, makan nasi dari petani Indonesia juga! Kita sama-sama bayar pajak, kan? Kenapa mereka bertindak seakan jalan raya itu hak mereka seutuhnya? Think again.

4. Korupsi
Yap, satu hal yang kayaknya masih sangat menjerat Indonesia. Korupsi, sogok menyogok, kecurangan dan sekeluarganya. Para tikus-tikus ini lah yang bikin perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang lambat, jadi makin lambat! Dan sadar gak? Korupsi itu bisa berawal dari hal-hal kecil loohhh.. dari yang awalnya mungkin cuma 'uang pelicin' sedikit lama-lama jadi banyaakkk banget sampe ngerugiin negara. Imbasnya ya ke rakyat lagi. Duh, no comment ah, kayaknya udah banyak yang ngoceh sampe berbusa tentang korupsi tapi masih gitu-gitu aja. Mending kita berbenah, dari diri sendiri, dari hal kecil, say no to korupsi, sogok menyogok, kecurangan dan kawan-kawannya!

Itu 4 hal besar yang menurut saya masih sangat menjerat Indonesia. Sebenarnya, masih banyak hal-hal lainnya kayak hilangnya kebudayaan, rasa nasionalisme dan mulai tergantikan oleh budaya luar. Nanti deh kalo kebudayaan Indonesia udah dicuri aja baru berkoar. Dan juga masih kuatnya diskriminasi di Indonesia, kriminalisme yang rata-rata disebabkan oleh keadaan ekonomi, dan masih banyak lagi.

Tapi alhamdulillah deh, masih ada anak-anak bangsa yang mampu berprestasi dan mengharumkan nama Indonesia. Kayak yang baru-baru ini, Indonesia dihadiahi gelar juara dunia oleh Muhammad Ahsan dan Hendra Setiawan di Kejuaraan Dunia Total BWF World Championship 2015, ada juga pecatur peraih Grand Master, masih muda (kelahiran 97), dan perempuan, namanya Medina Warda Aulia dan masih banyak lagi. Waktu itu sempat nonton Hitam Putih juga, ada komikus yang udah terkenal di luar negeri, ada juga Shae yang udah dikenal di Malaysia meski di sini masih kurang, novel Laskar Pelangi yang dijadiin salah satu referensi sastra di luar negeri. Salut kan? Semoga semakin banyak yang bisa mengharumkan nama bangsa. Mungkin nanti kamu, saya, kita? Siapa tau kan? Mari aamiinkan sama-sama di dalam hati  masing-masing~ Aamiin~!

Sekian. Selamat Hari (Mengejar) Kemerdekaan! ^^

Jumat, 12 Juni 2015

About My Turtles

About my turtles.
Haaaiiii!!!!
On this post, I will tell you about my two adorable turtles.
I have a great and a worst story about my turtles.
Jadiiiii, tepat tanggal 18 Juni nanti, Raya akan berumur ganjil 1 tahun! (satu ganjil kan? .-.) But the bad news is…. Raya ga gede-gedeee. Omg.
Dari awal beli sampe sekarang Raya cuma tumbuh 1 cm! :(
Dia juga sheddingnya ga sempurna jadi karapasnya buluk deh :( kalo di crosscheck lagi kayaknya memang ada beberapa kesalahan dalam perawatannya deh *bad me! Bad me!*
Habitatnya cukup luas? – kalo Raya sendirian sih dia bisa puas kok berenang di akuariumnya.
Punya heater? – ga sih tapi udara di sini ga too cold kok. Kan Indonesia negara tropis.
Punya filter? – No, soalnya airnya juga ga banyak-banyak banget. Jadi filternya gaakan berguna. Tapi diusahain seminggu sekali kuras kok.
Dapet sinar matahari? – Hmmm, dulu sering sih aku luangin waktu buat ngejemur Raya. Sampe kadang akunya juga ikut kejemur :v tapi makin sibuk aja jadinya cuma bisa naruh akuariumnya di tempat strategis biar bisa dapet sinar UVB, itupun kalo sempet (maklum sekolah).
Makanannya gimana? – makanan utamanya sih pelet Hokky Petfood Turtle Food. Yang stick sama yang bulet udah dicoba semua. Kadang dikombinasi juga. Kasih sayur, kasih buah, kasih pudding (udang, pelet, ubi, sayur, dan tulang sotong yang dijadiin satu pake agar-agar), kadang juga kasih ikan kalo lagi ada :v tapi kalo lagi sibuk banget kadang lupa kasih makan :(
Well, mungkin karena habitat, dan kurangnya sinar matahari sama makanan kali yaa. I know, I’m a bad mom!
Tapi sampe sekarang sih, Raya masih lahap makannya, kurang-kurang ini jari ikut di gigit :v Raya masih aktif juga.
Berencana beli kontainer plastik yang biasanya buat wadah barang itu loh. Yang petak itu. Tapi belum ada uangnya, sebenernya ada, cuma kepake muluuu. Pengen bikinin basking juga dari impraboard. Tapi ya itu, uangnyaaaa. Semoga aja lebaran nanti bisa kekumpul uangnya. Aamiin.
Dan aku kok khawatir ya, jangan-jangan Raya ada gen dwarfnya. Atau ga Raya itu cowok. Jadi lambat perkembangannya.
Hm well, sebenernya tertarik dengan satu produk sih, namanya JKK Growth Formula. Katanya bisa mempercepat pertumbuhan kura. Nanti aku coba beli deh. Biar Raya cepet gede :’)
Nanti kalo udah beli aku bakal kabarin di blog ini, ada progressnya ga, berhasil atau ga. Just wait okay?
I will do anything for you, Dear.
Ok. Next.
Do you know? Except Raya, I have another turtle. The name is Raye (read: Ra-yii). Raye is a cuora amboinensis a.k.a Malayan Box Turtle. In Indonesia, this turtle called kura-kura ambon/kura batok/kura patah dada.
I bought Raye on Thursday, April 3rd. Jadi Raye udah ada di rumah ini selama 2 bulan!
Aku beli Raye emang dari dia ukuran setelapak tangan. Dan aku tau Raye ini hasil WC alias Wild Capture karena di sini gaada penangkaran kura ambon. Dan mungkin karena hasil WC itulah Raye jadi lebih penakut ga kayak Raya yang udah langsung aktif dari pertama beli. Dan sekarang gaada sopannya. Hobinya ngegigit ajee :v
Karapas sama plastronnya juga ada sedikit shell-rot. Well, emang udah resiko kalo beli hasil WC tuh kayak gini :v. dia juga lagi shedding nih^^
Berita bagusnya, Raye ini ga cerewet makannya. Dia mau makan apa aja. Sayur, buah, pelet, udang, apa ajaa :D dikasih pudding yang kayak di atas juga mau. Pernah sekali nyoba handfeed Raye, eh dia mau! Tapi emang masih malu-malu sih.
Tapi yakin banget kalo sering kontak pasti Raye bakalan nurut. Bahkan mungkin lebih nurut dari Raya mengingat emang kebanyakan MBT lebih tenang dan ga seagresif RES.
Ini beberapa foto Raya dan Raye yang terakhir aku ambil. Ohiya, bentar lagi magang nih. Aku magang di PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang, kalo kerja di sana sih, Sabtu Minggu libur kayaknya. Gatau kalo magang. Moga aja sama biar bisa punya waktu buat handle Raya sama Raye. Wish me the best of luck! :D

Raye's first photo :D
My BIG guy :D


So dirty!
Flash Raya


Arya penasaran dengan Raya
On mommy's hand :D

Raya: Hey big guy, let's come out and play together!

cute!


Raya: Guess where am I?
Raye is very shy


Still a shy turtle
my big guy again :v


sunbathing~
Guess where am I?


Sunbathing~~
Adorable!


Another sunbathing photo :D

Minggu, 25 Januari 2015

Rasa Ini Aneh


Rasa ini begitu aneh
Saya bingung karenanya
Dan entah kenapa, saya ‘galau’
Bahkan disaat saya justru masih belum mengerti
Rasa apa ini?
Jujur, kamu sukses bikin saya kehabisan oksigen
Dan akal sehat
Tapi saya lebih memilih untuk memendamnya
Sampai setidaknya saya tau tentang rasa ini, yang sesungguhnya
Karena saya takut akan tanggapan mereka
Karena jika akhirnya saya harus patah hati
Biarlah saya mentertawakan diri saya sendiri
Orang lain jangan.

p.s: ini SUNGGUH BUKAN PUISI! Ini curahan hati saya! Benar-benar apa yang saya rasakan. Ah, kan, saya galau lagi. EDITED: blog ini gajadi berevolusi. mau ditulis apa adanya aja :D